\ Teacup Heart
♔PENGUKURAN DENSITAS DAN SAND CONTENT ~ praktikum ULL♔
Selasa, 23 Februari 2016 | 10.49 | 0 love drops


BAB III
PENGUKURAN DENSITAS DAN SAND CONTENT

3.1         Tujuan Percobaan
1.    Mengetahui komponen pembentuk serta fungsi utama dari lumpur pemboran.
2.    Mengetahui nilai densitas dari suatu lumpur dengan memakai alat Mud Balance.
3.    Mengetahui banyaknya jumlah kandungan pasir didalam lumpur pemboran.
4.    Mengetahui hal apa saja yang dapat mempengaruhi nilai suatu densitas dan sand content.
5.    Mengetahui masalah yang disebabkan oleh densitas dan sand content dalam pemboran.

3.2         Dasar Teori
   Lumpur itu sangat besar peranannya dalam menentukan berhasil tidaknya suatu operasi pemboran, sehingga perlu diperhatikan sifat-sifat yang dimiliki lumpur tersebut, seperti densitas, viskositas, Gel Strength atau Filtration Loss, sedangkan pada percobaan ini akan dibahas salah satu sifat saja yaitu Densitas.
Densitas lumpur itu sama dengan berat jenis lumpur, merupakan berat lumpur dibagi dengan volume lumpur. Densitas ini sangat besar pengaruhnya dalam mengontrol tekanan formasi. Sebab dengan menaikan berat jenis suatu lumpur pemboran maka tekanan lumpur akan naik juga. Dalam perencanaan selalu harus dibuat densitas lumpur yang akan membuat tekanan hidrostatik lumpur yang lebih besar dari tekanan formasi yang ditembus.
Dilapangan paling sering dipakai persamaan-persamaan yang akan digunakan untuk menghitung densitas lumpur, yaitu:


Ph = 0,052 x BJ x h

  …….……………………….(Persamaan 3.1)

Keterangan :
Ph              :  Tekanan hidrostatik lumpur (psi)
BJ              :  Berat jenis lumpur (ppg)
h                 :  Kedalaman sumur (ft)
0,052          :  Faktor konversi
Disetiap perusahaan akan memiliki rumus lapangan yang berbeda-beda dalam penentukan tekanan hidrostatik lumpur. Jika tekanan hidrostatik yang dimiliki oleh suatu lumpur jauh lebih besar dari tekanan formasi akan terjadi Loss Circulation. yang akan menyebabkan lumpur pemboran masuk ke formasi atau bisa juga menyebabkan formasi menjadi rekah. Sedangkan jika tekanan hidrostatik yang dimiliki oleh suatu  lumpur lebih kecil dari tekanan formasi akan menimbulkan terjadinya Kick dan lubang bor bisa runtuh sehingga rangkaian pemboran akan tertutup runtuhan lubang bor. Karena itu densitas sangat penting untuk menentukan tekanan hidrostatik lumpur yang mengimbangi tekanan formasi.
Untuk menaikan densitas lumpur dapat ditambahkan zat Addictive, diantaranya Bentonite, Galena, Ilmenite, dan Osawa Sand. Berat jenis atau densitas suatu lumpur pemboran dapat diukur dengan Alat bernama Mud Balance. Satuan dari Mud Balance yaitu Pound per Gallon (ppg).
Untuk lebih memahaminya lagi dapat diketahui bagian-bagian dari alat Mud Balance, yaitu sebagai berikut: mangkok beserta tutupnya (Cup), lengan berskala (Balance Arm), anak timbangan (Rider), gelas pengatur level (Level Glass) dan Penyangga (Base and Fulcrum).
Untuk lebih jelasnya tentang bagian-bagian dari Mud Balance, lihatlah pada gambar dibawah:  



 






Gambar 3.1 Mud Balance
(Sumber: http://petroleumsupport.com/wp-content/uploads/2013/05/Mud-Balance.jpg)
Berikut merupakan prosedur singkat pengukuran densitas lumpur pemboran menggunakan Mud Balance, yaitu: mengisi mangkok sampai penuh dan tutup, pastikan tidak ada lumpur yang keluar agar mangkok benar-benar terisi penuh lumpur, kemudian menutup lubang mangkok dengan jari, bersihkan lumpur yang keluar di atas lubang dan lengan Mud Balance. Lalu meletakan Mud Balance diatas penyangga. Dan atur Rider atau anak timbangan sampai posisi lengan benar-benar Horizontal atau seimbang, Setelah itu, membaca skala berat jenis atau densitas lumpur yang ditunjukkan oleh Rider. Demikianlah prosedur singkat pengukuran densitas dengan menggunakan Mud Balance.
Pada lengan skala Mud Balance ada dua, yaitu gr/cc yang dipakai saat kalibrasi dengan menggunakan air atau Aquadest dan sklala dengan satuan Pound per Gallon (ppg) yang digunakan pada saat pengukuran menggunakan lumpur.
Sand Content itu maksudnya atau dapat didefinisikan kadar pasir yang berada di dalam lumpur pemboran. Pasir yang ada tidak boleh terlalu banayak di dalam lumpur, karena pasir mempunyai sifat mengikis atau bersifat Abrasive. Sifat ini akan merubah karakteristik suatu lumpur pemboran serta akan menyebabkan kerusakan peralatan-peralatan rangkaian pemboran yang dilaluinya pada saat lumpur bersirkulasi. Karena pasir bersifat Inert Solid, maka pasir yang banyak terkandung di dalam lumpur pemboran mengakibatkan densitas lumpur pemboran akan menjadi tinggi. Densitas lumpur yang tinggi akan menyebabkan Lost Circulation atau lumpur pemboran masuk ke dalam formasi, hal tersebut akan menyebabkan kerja pompa menjadi bertambah saat memompakan lumpur pemboran saat sirkulasi berlangsung.
Kandungan pasir yang ada pada lumpur pemboran maksimal adalah sebesar 2 persen dari volume lumpur. Oleh karena itu setelah lumpur disirkulasikan harus mengalami proses pembersihan untuk menghilangkan partikel-partikel yang ikut terbawa oleh lumpur pada saat bersirkulasi, termaksud pasir. Proses pembersihan ini dilakukan oleh alat-alat yang biasanya disebut dengan Conditioning Equipment. Alat-alat tersebut terdiri dari :
Shale shaker yang berfungsi untuk membersihkan lumpur dari serpihan-serpihan atau Cutting yang berukuran besar. Penggunaan Screen (saringan) untuk problematika padatan yang terbawa dalam lumpur menjadi salah satu pilihan dalam Solid Control Equipment. Solid atau padatan yang mempunyai jari-jari yang lebih besar dari jari-jari Screen akan tertinggal atau tersaring dan dibuang, sehingga jumlah Solid dalam lumpur bisa terminimalisasi. Jari-jari Screen di Set agar polimer dalam lumpur tidak ikut terbuang. Kerusakan Screen bisa diperbaiki dan diganti.
Degassser memiliki fungsi untuk membersihkan lumpur dari gas yang mungkin masuk ke lumpur pemboran. Alat ini sangat berfungsi pada saat pemboran menembus zona Permeable, yang ditandai dengan pemboran menjadi lebih cepat, densitas lumpur berkurang dan volume lumpur pada Mud Pit bertambah.
Desander memiliki fungsi untuk membersihkan lumpur dari partikel-partikel padatan yang berukuran kecil yang biasanya lolos dari Shale Shaker.
Desilter memiliki fungsi sama seperti Desander tetapi Desilter dapat membersihkan lumpur dari partikel-partikel yang berukuran lebih kecil. Penggunaan Desilter dan Mud Cleaner harus dioptimalisasi oleh beberapa faktor seperti: berat lumpur, biaya fasa Liquid, komposisi Solid dalam lumpur, biaya fasa Liquid, biaya logistik yang berhubungan dengan bahan kimia dan lain-lain. Biasanya berat lumpur yang dikehendaki sekitar 10,8 ppg biasanya lebih praktis dengan menggunakan Mud Cleaner dibandingkan dengan penyaringan dengan Screen terkecil. Selain itu penggunaan Mud Cleaner lebih praktis juga lebih murah.
Yang dianggap sebagai pasir adalah Cutting yang memiliki diameter lebih dari 74 mikron, Hal ini dilakukan melalui pengukuran dengan saringan tertentu. Jadi persamaan atau rumus untuk menentukan kandungan pasir (Sand Content) yang terdapat pada lumpur pemboran  adalah :









     ……….………………………….....(Persamaan 3.2)

Keterangan :
n                :  Kandungan pasir (%)
Vs             :  Volume pasir dalam lumpur (mL)
Vm            :  Volume lumpur (mL)
Mengetahui Sand content yang terdapat dalam lumpur pemboran akan memberikan keuntungan dalam mengatasi masalah kepasiran dimana saluran sirkulasi lumpur akan terkikis oleh pasir yang ikut bersirkulasi bersama lumpur, bukan hanya itu tapi juga untuk mencegah kerusakan peralatan karena sifat mengikis pasir yang akan menghambat laju pemboran serta menimbulkan kerugian waktu dan biaya yang besar. Alat yang digunakan untuk menghitung harga atau nilai dari Sand Content adalah Sand Content Set atau Sand Content kit.
Berikut adalah gambar dari Sand Content Set yang berfungsi untuk menghitung nilai kandungan pasir atau Impurities pada lumpur pemboran, yaitu : 
 Gambar 3.1 Sand Content

Hearts, Unknown

♥ Past / Future ♥

gambling