\ Teacup Heart
♔Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar II "Reaksi Asam dan Basa"♔
Minggu, 31 Agustus 2014 | 10.45 | 0 love drops


BAB III
REAKSI ASAM DAN BASA
3.1      Tujuan
1.    Mengetahui pH suatu larutan.
2.    Mengetahui sifat asam dari suatu larutan.
3.    Mengetahui sifat basa dari suatu larutan.
4.    Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi asam dan basa.
5.    Mengetahui perbedaan dari sifat asam dan sifat basa suatu larutan.

3.2      Dasar Teori
Teori asam basa yang paling sederhana pada awalnya dikemukakan oleh Svante Arrhenius pada tahun 1884. Menurut teori Arrhenius, asam adalah spesies yang mengandung ion-ion Hidrogen, H+ atau H3O+, dan basa mengandung ion Hidroksida (OH-). Namun demikian, dalam teori ini terdapat dua kelemahan utama yang menyangkut masalah pelarut dan masalah garam.
Teori asam basa Arrhenius ini berasumsi bahwa pelarut tidak berpengaruh pada sifat asam basa. Jika Hidrogen klorida, Asam klorida, dilarutkan dalam air untuk menghasilkan Asam hidroklorida, larutan ini menghantarkan listrik, tetapi jika dilarutkan dalam pelarut seperti benzena, C6H6, larutannya tidak menghantarkan arus listrik. Perbedaan sifat Asam klorida di dalam pelarut tersebut menyarankan bahwa pelarut benar-benar berpengaruh terhadap tingkah laku zat terlarut.
Masalah kedua menyangkut tingkah laku garam. Garam seharusnya bersifat sebagai spesies netral, namun kenyataannya banyak garam yang bersifat tidak netral, jadi bertentangan dengan anggapan ini. Sebagai contoh, larutan ion Fosfat dan Karbonat bersifat basa, sebaliknya ion-ion Amonium bersifat sedikit asam dan ion-ion Aluminium bersifat sangat asam.
Untuk mengatasi masalah tersebut dan juga agar lebih realistik, pada tahun 1923 Thomas M. Lowry dari Inggris dan Johannes N. Bronsted dari Denmark, masing-masing bekerja sendiri-sendiri melengkapi teori asam basa yang melibatkan pelarut yang kemudian dikenal dengan teori asam basa Bronsted-Lowry. Pemahaman asam basa yang melibatkan aspek donor-akseptor elektron dikenalkan oleh G. N. Lewis pada tahun yang sama dan ion Oksida oleh H. Lux tahun 1939 dan H. Flood tahun 1947. Perlu dicatat bahwa pengertian asam basa bukan berbicara tentang aspek kebenaran melainkan aspek kesesuaian pada kondisi tertentu.
Kemudian dari uraian teori-teori diatas dapat dijelaskan secara lebih rinci, yaitu sebagai berikut:
A.   Teori Asam Basa Arrhenius
Teori asam basa Arrhenius didasarkan pada pembentukan ion dan pada larutan berair (aqueous solution).
Ø  Asam adalah spesies yang menghasilkan ion H+ atau H3O+ dalam larutan berair.
Ø  Basa adalah  spesies yang menghasilkan ion OH- dalam larutan berair.
Gambar 3.1 Svante Arrhenius
Kelebihan dan kelemahan dari teori asam basa Arrhenius, yaitu sebagai berikut:
v  Kelebihan
·        Mampu menyempurnakan teori asam yang dikemukakan oleh Justus Von Liebig. Liebig menyatakan bahwa setiap asam memiliki hidrogen yaitu asam berbasis Hidrogen. Pernyataan ini tidak tepat, sebab basa juga memiliki Hidrogen. 
·        Mampu menjelaskan proses netralisasi lebih baik dibanding  teori-teori sebelumnya.
·        Berhasil menerangkan aktivitas katalis dari asam dalam reaksi-reaksi tertentu.
v  Kelemahan
·         Teori asam basa Arrhenius terbatas dalam pelarut air, namun tidak dapat menjelaskan reaksi asam dan basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa pelarut.
·         Teori asam basa Arrhenius hanya terbatas sifat asam dan basa pada molekul, belum mampu menjelaskan sifat asam dan basa pada ion, seperti kation dan anion.
·         Teori Arrhenius tidak mampu menjelaskan alasan beberapa senyawa yang mengandung atom Hidrogen yang memiliki biloks atau bilangan oksidasi +1 (contoh : Asam klorida) yang larut dalam pelarut air untuk membentuk larutan yang bersifat asam, sedangkan yang lain seperti CH4 tidak.
·         Teori Asam Basa Arrhenius memiliki kelemahan yaitu tdak dapat menjelaskan alasan mengapa suatu senyawa yang tidak memiliki ion OH-, contoh Na2CO3 memiliki sifat dan karakteristik seperti basa.
B.   Teori Asam Basa Lewis
Ø  Asam adalah spesies penerima atau akseptor pasangan elektron.
Ø  Basa adalah spesies pemberi atau donor pasangan elektron.
Gambar 3.2 G. N. Lewis

Kelebihan dan kelemahan dari teori asam basa Lewis, yaitu sebagai berikut:
v  Kelebihan
·         Teori asam dan basa Lewis mampu menjelaskan suatu zat memiliki sifat basa dan asam dengan pelarut lain dan bahkan dengan yang tidak mempunyai pelarut.
·         Teori asam dan basa Lewis mampu menjelaskan suatu zat memiliki sifat basa dan asam molekul atau ion yang memiliki PEB atau pasangan elektron bebas. Contoh terdapat pada proses pembentukan senyawa komplek.
·         Teori asam dan basa Lewis mampu menerangkan dan menjelaskan suatu senyawa bersifat basa dari zat-zat organik, contohnya dalam DNA dan RNA didalamnya  mengandung atom Nitrogen, dimana memiliki PEB atau pasangan elektron bebas.
·         Memungkinkan penggolongan asam dan basa digunakan dalam reaksi-reaksi dimana baik H+ maupun OH- tidak ada.
v  Kelemahan
·         Teori Lewis memiliki kelemahan yaitu hanya mampu menjelaskan asam-basa yang memiliki 8 ion atau oktet.
·         Teori asam basa Lewis agak sukar menggambarkan reaksi asam basa, seperti reaksi antara ion Fe3+ dan ion CN- karena keduanya tidak melibatkan ion H+ dan ion OH-.
C.   Teori Asam Basa Bronsted-Lowry
Teori asam basa Bronsted-Lowry didasarkan pada transfer proton.
Ø  Asam adalah spesies pemberi atau donor proton.
Ø  Basa adalah spesies penerima atau akseptor proton.
Ciri-ciri dari teori asam dan basa Bronsted-Lowry, yaitu setiap zat yang disebut asam oleh Arrhenius juga digolongkan asam oleh teori Bronsted-Lowry, demikian juga dengan basa. Zat-zat tertentu yang tidak digolongkan basa oleh teori Arrhenius, oleh teori Bronsted-Lowry dimasukkan golongan basa.
Gambar 3.3 Bronsted-Lowry
Kelebihan dan kelemahan dari teori asam basa Bronsted-Lowry, yaitu sebagai berikut:
v  Kelebihan
·        Konsep asam basa Bronsted dan Lowry tidak terbatas dalam pelarut air, tetapi juga dapat menjelaskan reaksi asam–basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa pelarut.
Contoh: Reaksi HCl dengan NH3 dalam pelarut benzena.
HCl(benzena) + NH3(benzena)
NH4Cl(s)
·        Asam dan basa dari Bronsted-Lowry tidak hanya berupa molekul tetapi dapat juga berupa kation dan anion.
Contoh: NH4+ bersifat asam karena dalam air dapat melepas proton.
·        Dapat menjelaskan senyawa yang bersifat sebagai asam dan basa yang disebut amfiprotic.
v  Kelemahan
·         Teori Bronsted-Lowry memiliki kelemahan yaitu tidak mampu menjelaskan alasan suatu reaksi asam dengan basa dapat terjadi tanpa adanya transfer proton dari yang bersifat asam ke yang bersifat basa.
Sifat asam dan basa memiliki perbedaan, berikut perbedaan sifat-sifat asam dan basa:
1.    Sifat Asam
·         Mempunyai rasa asam. Kata asam berasal dari bahasa Latin acere yang berarti asam.
·         Mengubah lakmus dari warna biru ke merah.
·         Larutan asam menghantarkan arus listrik dan bersifat elektrolit.
·         Bereaksi dengan basa membentuk garam dan air.
·         Menghasilkan gas hidrogen ketika bereaksi dengan logam, seperti logam alkali, alkali tanah, seng dan aluminium.
2.    Sifat Basa
·         Mempunyai rasa pahit.
·         Terasa licin atau bersabun.
·         Mengubah lakmus dari warna merah ke biru.
·         Larutan basa menghantarkan arus listrik dan bersifat elektrolit.
·         Bereaksi dengan asam membentuk garam dan air.

3.3      Alat dan Bahan
3.3.1      Alat
·        Cawan Petri
·        Labu Ukur
·        Lumpang Porselin dan Alu
·        Pengaduk Gelas
·        Pipet Tetes
·        Spatula
3.3.2      Bahan
·        Aquadest
·        CH3COOH
·        Coklat
·        HCl
·        Indikator pH
·        Kopi
·        NaHCO3
·        NaOH
·        Obat Maag
·        Vitamin C

3.4      Prosedur Percobaan
1.    Menyiapkan alat dan bahan.
2.    Memasukan coklat kedalam Lumpang Porselin.
3.    Menambahkan Aquadest secukupnya kedalam Lumpang Porselin yang berisi Coklat.
4.    Menghaluskan Coklat sampai halus dengan menggunakan Lumpang Porselin dan Alu.
5.    Meneteskan tiga tetes ekstrak Coklat kedalam Cawan Petri.
6.    Menambahkan dua puluh tetes HCl kedalam Cawan Petri yang pertama.
7.    Menambahkan dua puluh tetes CH3COOH kedalam Cawan Petri yang kedua.
8.    Menambahkan dua puluh tetes NaHCO3 kedalam Cawan Petri yang ketiga.
9.    Menambahkan dua puluh tetes NaOH kedalam Cawan Petri yang keempat.
10. Mengukur pH dengan menggunakan Indikator pH.
11. Menyamakan kertas pH dengan trayek pH.
12. Mencatat hasil pH tiap-tiap coklat pada tabel pengamatan.
13. Mengulangi langkah 2 sampai 12 untuk bahan Obat Maag, Vitamin C dan Kopi.
14. Merapihkan alat dan bahan yang telah digunakan.
3.5      Hasil Pengamatan
Tabel 3.1
Hasil Pengamatan Reaksi Asam dan Basa
No
Larutan
pH Standar
pH
Cokelat
Obat Maag
Vitamin C
Kopi
1
HCl
1
1
1
1
1
2
CH3COOH
3
3
3
2
3
3
NaHCO3
8
10
9
8
9
4
NaOH
13
13
13
13
12

Kesimpulan Tabel:
Pada tabel percobaan kedua tentang Reaksi Asam dan Basa, didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut, pada sampel Cokelat jika ditetesi HCl (Asam klorida) menunjukan pH sebesar 1 (asam), jika ditetesi CH3COOH (Asam asetat) pH sebesar 3 (asam), jika ditetesi NaHCO3 (Natrium bikarbonat) pH sebesar 10 (basa), dan jika ditetesi NaOH (Natrium hidroksida) pH sebesar 13 (basa).
Sampel yang kedua adalah Obat Maag, jika ditetesi HCl (Asam klorida) menunjukan pH sebesar 1 (asam), jika ditetesi CH3COOH (Asam asetat) pH sebesar 3 (asam), jika ditetesi NaHCO3 (Natrium bikarbonat) pH sebesar 9 (basa), dan jika ditetesi NaOH (Natrium hidroksida) pH sebesar 13 (basa).
Sampel yang ketiga adalah Vitamin C, jika ditetesi HCl (Asam klorida) menunjukan pH sebesar 1 (asam), jika ditetesi CH3COOH (Asam asetat) pH sebesar 2 (asam), jika ditetesi NaHCO3 (Natrium bikarbonat) pH sebesar 8 (basa), dan jika ditetesi NaOH (Natrium hidroksida) pH sebesar 13 (basa).
Sampel yang terakhir adalah Kopi, jika ditetesi HCl (Asam klorida) menunjukan pH sebesar 1 (asam), jika ditetesi CH3COOH (Asam asetat) pH sebesar 3 (asam), jika ditetesi NaHCO3 (Natrium bikarbonat) pH sebesar 9 (basa), dan jika ditetesi NaOH (Natrium hidroksida)  pH sebesar 12 (basa). 

3.6      Pembahasan
Dalam melakukan percobaan kedua tentang Reaksi Asam dan Basa bertujuan untuk mengetahui pH suatu larutan, mengetahui sifat asam dari suatu larutan, mengetahui sifat basa dari suatu larutan, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi asam dan basa dan untuk mengetahui perbedaan dari sifat asam dan sifat basa suatu larutan.
Teori Asam dan Basa menurut Arrhenius, yaitu asam adalah zat yang menghasilkan ion Hidrogen dalam larutan, sedangkan basa adalah zat yang menghasilkan ion Hidroksida dalam Larutan. Teori Asam dan Basa menurut Bronsted-Lowry, yaitu asam adalah donor proton, sedangkan basa akseptor proton. Teori Asam dan Basa menurut Lewis, yaitu asam adalah akseptor pasangan elektron, sedangkan basa adalah donor pasangan elektron.
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini diantara, yaitu Cawan Petri, Labu Ukur, Lumpang Porselin dan Alu, Pengaduk Gelas, Pipet Tetes dan Spatula. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu Aquadest, CH3COOH (Asam asetat), Coklat, HCl (Asam klorida), Indikator pH (Power of Hydrogen), Kopi, NaHCO3 (Natrium bikarbonat), NaOH (Natrium hidroksida), Obat Maag dan Vitamin C.
Dalam praktikum ini langkah-langkah yang dilakukan, yaitu menyiapkan alat dan bahan. Lalu memasukan coklat kedalam Lumpang Porselin. Kemudian menambahkan Aquadest secukupnya kedalam Lumpang Porselin yang berisi Coklat. Selanjutnya menghaluskan Coklat sampai halus dengan menggunakan Lumpang Porselin dan Alu. Lalu meneteskan tiga tetes ekstrak Coklat kedalam Cawan Petri. Setelah itu, menambahkan dua puluh tetes HCl (Asam klorida) kedalam Cawan Petri yang pertama. Kemudian menambahkan dua puluh tetes CH3COOH (Asam asetat) kedalam Cawan Petri yang kedua. Lalu menambahkan dua puluh tetes NaHCO3 (Natrium bikarbonat) kedalam Cawan Petri yang ketiga. Lalu menambahkan dua puluh tetes NaOH (Natrium hidroksida) kedalam Cawan Petri yang keempat. Jika sudah, mengukur pH dengan menggunakan Indikator pH dan menyamakan kertas pH dengan trayek pH. Kemudian mencatat hasil pH tiap-tiap coklat pada tabel pengamatan. Jika sudah, mengulangi langkah-langkah diatas untuk bahan Obat Maag, Vitamin C dan Kopi. Dan yang terakhir, merapihkan alat dan bahan yang telah digunakan.
Hasil pengamatan yang didapat pada percobaan ini, yaitu pada sampel Cokelat jika ditetesi HCl (Asam klorida) menunjukan pH sebesar 1 bersifat asam, jika ditetesi CH3COOH (Asam asetat) pH sebesar 3 bersifat asam, jika ditetesi NaHCO3 (Natrium bikarbonat) pH sebesar 10 bersifat basa, dan jika ditetesi NaOH (Natrium hidroksida) pH sebesar 13 bersifat basa.
Sampel yang kedua adalah Obat Maag, jika ditetesi HCl (Asam klorida) menunjukan pH sebesar 1 bersifat asam, jika ditetesi CH3COOH (Asam asetat) pH sebesar 3 bersifat asam, jika ditetesi NaHCO3 (Natrium bikarbonat)  pH sebesar 9 bersifat basa, dan jika ditetesi NaOH (Natrium hidroksida) pH sebesar 13 bersifat basa.
Sampel yang ketiga adalah Vitamin C, jika ditetesi HCl (Asam klorida) menunjukan pH sebesar 1 bersifat asam, jika ditetesi CH3COOH (Asam asetat) pH sebesar 2 bersifat asam, jika ditetesi NaHCO3 (Natrium bikarbonat) pH sebesar 8 bersifat basa, dan jika ditetesi NaOH (Natrium hidroksida) pH sebesar 13 bersifat basa.
Sampel yang terakhir adalah Kopi, jika ditetesi HCl (Asam klorida)  menunjukan pH sebesar 1 bersifat asam, jika ditetesi CH3COOH (Asam asetat) pH sebesar 3 bersifat asam, jika ditetesi NaHCO3 (Natrium bikarbonat) pH sebesar 9 bersifat basa, dan jika ditetesi NaOH (Natrium hidroksida) pH sebesar 12 bersifat basa.
Dalam melakukan praktikum tentang Reaksi Asam dan Basa terdapat beberapa kesalahan, diantaranya pencucian alat yang kurang bersih, sehingga hasil pengamatan kurang akurat dan kurang cermat dalam menentukan nilai pH dengan trayek pH.
 
3.7      Kesimpulan
Pada percobaan Reaksi Asam dan Basa dapat ditarik kesimpulan, sebagai berikut:
1.    Teori Asam dan Basa menurut Arrhenius, yaitu asam adalah zat yang menghasilkan ion Hidrogen dalam larutan, sedangkan basa adalah zat yang menghasilkan ion Hidroksida dalam Larutan.
2.    Teori Asam dan Basa menurut Bronsted-Lowry, yaitu asam adalah donor proton, sedangkan basa akseptor proton.
3.    Teori Asam dan Basa menurut Lewis, yaitu asam adalah akseptor pasangan elektron, sedangkan basa adalah donor pasangan elektron.
4.    Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini diantara, yaitu Cawan Petri, Labu Ukur, Lumpang Porselin dan Alu, Pengaduk Gelas, Pipet Tetes dan Spatula.
5.    Bahan yang digunakan yaitu Aquadest, CH3COOH, Coklat, HCl, Indikator pH, Kopi, NaHCO3, NaOH, Obat Maag dan Vitamin C.
6.    pH dan sifat dari sampel Cokelat, yaitu:
·        Jika ditetesi HCl pH = 1, bersifat asam.
·        Jika ditetesi CH3COOH pH = 3, bersifat asam.
·        Jika ditetesi NaHCO3 pH = 10, bersifat basa.
·        Jika ditetesi NaOH pH = 13, bersifat basa.
7.    pH dan sifat dari sampel Obat Maag, yaitu:
·         Jika ditetesi HCl pH = 1, bersifat asam.
·         Jika ditetesi CH3COOH pH = 3, bersifat asam.
·         Jika ditetesi NaHCO3 pH = 9, bersifat basa.
·         Jika ditetesi NaOH pH = 13, bersifat basa.
8.    pH dan sifat dari sampel Vitamin C, yaitu:
·         Jika ditetesi HCl pH = 1, bersifat asam.
·         Jika ditetesi CH3COOH pH = 2, bersifat asam.
·         Jika ditetesi NaHCO3 pH = 8, bersifat basa.
·         Jika ditetesi NaOH pH = 13, bersifat basa.
9.    pH dan sifat dari sampel Kopi, yaitu:
·         Jika ditetesi HCl pH = 1, bersifat asam.
·         Jika ditetesi CH3COOH pH = 3, bersifat asam.
·         Jika ditetesi NaHCO3 pH = 9, bersifat basa.
·         Jika ditetesi NaOH pH = 12, bersifat basa.
10. Jika pH kurang dari 7 maka bersifat asam, jika pH sama dengan 7 maka bersifat netral dan jika pH lebih dari 7 maka pH bersifat basa.
11. Untuk mengetahui sifat dan pH suatu larutan dapat menggunakan trayek pH.

Hearts, Unknown

♥ Past / Future ♥

gambling